Kamis, 11 Desember 2025

Prinsip Dasar Akuntansi yang Wajib Dipahami Mahasiswa

 

Prinsip Dasar Akuntansi yang Wajib Dipahami Mahasiswa

Memahami akuntansi tidak cukup hanya dengan menghafal definisi atau rumus. Ada prinsip-prinsip dasar yang menjadi fondasi dalam setiap proses pencatatan keuangan. Prinsip ini berguna untuk memastikan laporan keuangan akurat, konsisten, dan dapat dipahami oleh siapa pun yang menggunakannya. Bagi mahasiswa akuntansi atau siapa pun yang ingin belajar, memahami prinsip dasar ini adalah langkah penting sebelum masuk ke materi yang lebih rumit. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Prinsip Entitas Ekonomi

Prinsip entitas ekonomi (economic entity principle) menyatakan bahwa bisnis harus dipisahkan dari pemiliknya. Artinya, transaksi pribadi pemilik tidak boleh dicampur dengan transaksi perusahaan. Dengan pemisahan ini, laporan keuangan akan lebih jelas dan menggambarkan kondisi bisnis sebenarnya.

Contoh sederhana: jika pemilik mengambil uang untuk keperluan pribadi, maka itu dicatat sebagai prive, bukan sebagai beban operasional perusahaan.

2. Prinsip Periode Akuntansi

Setiap bisnis harus melaporkan kinerjanya dalam periode tertentu, misalnya bulanan, triwulan, atau tahunan. Inilah yang disebut prinsip periode akuntansi. Prinsip ini penting agar perusahaan bisa mengevaluasi performa dan membuat keputusan yang tepat.

Contoh: perusahaan harus menutup buku setiap akhir tahun untuk mengetahui laba atau ruginya.

3. Prinsip Biaya Historis

Prinsip biaya historis (historical cost principle) menyatakan bahwa aset dicatat berdasarkan harga perolehan awal, bukan harga pasar saat ini. Harga perolehan dianggap lebih objektif dan dapat diverifikasi daripada nilai pasar yang berubah-ubah.

Contoh: jika perusahaan membeli tanah seharga Rp200 juta, maka angka ini tetap dipakai dalam pencatatan, meskipun nilai pasarnya mungkin sudah naik.

4. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan diakui ketika telah direalisasi, bukan ketika uangnya diterima. Ini berarti pendapatan diakui saat barang sudah diserahkan atau jasa sudah diberikan, meskipun pembayaran belum diterima.

Contoh: perusahaan menyelesaikan proyek pada bulan Mei namun dibayar di Juni. Pendapatan tetap diakui pada bulan Mei.

5. Prinsip Pengakuan Beban (Matching Principle)

Prinsip ini menyatakan bahwa beban harus dicatat pada periode yang sama dengan pendapatan yang dihasilkan. Tujuannya agar laporan laba rugi menunjukkan hasil yang akurat.

Contoh: biaya gaji karyawan yang bekerja di bulan November harus dicatat sebagai beban November meskipun dibayarnya awal Desember.

6. Prinsip Konsistensi

Setiap metode akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini membuat laporan keuangan lebih mudah dibandingkan dan tidak membingungkan pembaca.

Contoh: jika perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus, maka metode tersebut harus digunakan terus kecuali ada alasan khusus untuk mengubahnya.

7. Prinsip Materialitas

Materialitas berarti perusahaan hanya mencatat informasi yang cukup penting untuk memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Hal-hal kecil yang tidak signifikan boleh disederhanakan.

Contoh: stapler yang dibeli perusahaan bisa langsung dicatat sebagai beban, bukan sebagai aset, karena nilainya kecil.

8. Prinsip Kehati-hatian (Conservatism)

Prinsip kehati-hatian menekankan bahwa akuntan harus menghindari pencatatan yang terlalu optimis. Bila ada dua pilihan nilai, pilihlah nilai yang lebih rendah untuk aset dan lebih tinggi untuk kewajiban.

Contoh: jika piutang kemungkinan tidak tertagih, maka perusahaan harus mencatat cadangan kerugian piutang.

9. Prinsip Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Prinsip ini mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam jangka panjang dan tidak akan segera bangkrut. Karena asumsi ini, aset jangka panjang dicatat dengan metode biasa, bukan dijual cepat.

Contoh: mesin pabrik tidak dinilai berdasarkan harga jual cepat, karena perusahaan diasumsikan masih menggunakannya bertahun-tahun.

10. Prinsip Objektivitas

Setiap transaksi harus didukung oleh bukti yang valid seperti faktur, nota, dan dokumen lain. Tujuannya agar laporan keuangan dapat diandalkan dan tidak mengandung opini pribadi.

Contoh: penilaian persediaan harus berdasarkan dokumen pembelian, bukan perkiraan.

Mengapa Prinsip-Prinsip Ini Penting?

Prinsip dasar akuntansi membantu perusahaan menyusun laporan keuangan yang kredibel. Tanpa prinsip, setiap bisnis bisa mencatat transaksi seenaknya, sehingga laporan tidak bisa dipercaya. Bagi mahasiswa, memahami prinsip ini adalah fondasi untuk mempelajari materi lanjutan seperti jurnal, buku besar, penyusunan laporan, dan analisis keuangan.

Kesimpulan

Prinsip dasar akuntansi berfungsi sebagai pedoman untuk memastikan pencatatan transaksi dilakukan dengan benar dan konsisten. Dengan memahami prinsip entitas ekonomi, periode akuntansi, biaya historis, pengakuan pendapatan dan beban, konsistensi, materialitas, kehati-hatian, going concern, hingga objektivitas, kamu akan lebih mudah memahami seluruh proses akuntansi. Prinsip-prinsip ini tidak hanya membantu mahasiswa belajar, tetapi juga memastikan perusahaan memiliki laporan keuangan yang transparan dan dapat dipercaya.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya

Laporan keuangan adalah rangkaian dokumen yang berfungsi menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Melalui laporan keuangan, pengguna seperti manajemen, investor, kreditur, hingga mahasiswa akuntansi dapat memahami bagaimana kinerja keuangan suatu entitas. Setiap laporan memiliki tujuan dan informasi yang berbeda, namun semuanya saling melengkapi. Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis laporan keuangan yang umum digunakan.


1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini menampilkan tiga komponen utama, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. Aset menggambarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang, dan persediaan. Liabilitas menunjukkan kewajiban yang harus dibayar, misalnya utang usaha atau pinjaman bank. Sementara itu, ekuitas merupakan hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas.

Tujuan neraca adalah memberikan gambaran apakah perusahaan berada dalam kondisi sehat secara finansial. Melalui neraca, pengguna bisa mengetahui kekuatan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya serta struktur modal yang digunakan. Neraca juga berguna untuk menilai apakah perusahaan memiliki aset lancar yang cukup dibanding kewajiban jangka pendeknya.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi menjelaskan performa keuangan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Di dalamnya terdapat informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi bersih.

Pendapatan adalah hasil dari penjualan barang atau jasa. Beban merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan usaha, seperti biaya gaji, listrik, operasional, dan penyusutan. Selisih antara pendapatan dan beban menghasilkan laba jika positif, dan rugi jika negatif.

Laporan laba rugi sangat penting untuk mengevaluasi apakah strategi operasional berjalan efektif. Selain itu, laporan ini membantu pemilik usaha dan investor menilai potensi keuntungan di masa depan. Perubahan laba dari tahun ke tahun juga dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan perusahaan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)

Laporan perubahan ekuitas digunakan untuk menunjukkan pergerakan ekuitas pemilik selama satu periode. Perubahan ini bisa berasal dari tambahan modal, laba bersih, rugi bersih, dividen, atau penarikan modal oleh pemilik.

Bagi perusahaan, laporan ini membantu menjelaskan bagaimana posisi ekuitas berkembang. Misalnya, ketika perusahaan memperoleh laba besar, ekuitas akan meningkat. Sebaliknya, jika mengalami rugi, nilai ekuitas dapat menurun. Laporan perubahan ekuitas juga menegaskan transparansi kepada pemilik atau investor mengenai penggunaan dan pertumbuhan modal perusahaan.

Mahasiswa akuntansi sering menjumpai laporan ini dalam tugas atau studi kasus karena laporan ini menjadi penghubung antara laporan laba rugi dan neraca.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas adalah laporan yang merinci semua aliran kas masuk dan keluar selama satu periode. Laporan ini dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi mencakup transaksi utama perusahaan seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran kepada pemasok. Aktivitas investasi berkaitan dengan pembelian atau penjualan aset jangka panjang seperti mesin atau tanah. Sementara aktivitas pendanaan mencakup kegiatan yang berhubungan dengan pinjaman atau modal, misalnya penerbitan saham atau pembayaran utang.

Laporan arus kas sangat penting karena laba bersih tidak selalu menunjukkan posisi kas yang sebenarnya. Dengan laporan ini, pengguna dapat menilai apakah perusahaan mampu mengelola kas secara efisien dan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan tambahan atas angka-angka yang muncul pada laporan keuangan utama. Informasi yang disajikan dalam CALK bisa berupa metode akuntansi yang digunakan, rincian kebijakan perusahaan, maupun detail transaksi tertentu.

CALK membuat laporan keuangan menjadi lebih transparan. Misalnya, jika perusahaan menggunakan metode penyusutan tertentu, informasi tersebut dicantumkan dalam CALK agar pembaca memahami bagaimana nilai aset tersebut dihitung. Tanpa CALK, laporan keuangan menjadi tidak lengkap dan bisa menimbulkan interpretasi yang salah.

Pentingnya Memahami Jenis Laporan Keuangan

Pemahaman terhadap laporan keuangan sangat penting, terutama bagi mahasiswa akuntansi dan pelaku bisnis. Laporan keuangan tidak hanya menjadi alat dokumentasi, tetapi juga sarana untuk mengambil keputusan. Contohnya, investor menggunakan laporan laba rugi untuk menentukan apakah perusahaan memiliki prospek yang baik. Kreditur meninjau neraca untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang. Manajemen memakai laporan arus kas untuk memastikan ketersediaan dana operasional.

Selain itu, laporan keuangan menjadi dasar dalam praktik akuntansi lanjutan seperti analisis rasio, audit, perpajakan, hingga penyusunan anggaran.

Kesimpulan

Laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Masing-masing laporan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda, namun semuanya saling melengkapi untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan perusahaan.

Dengan memahami setiap jenis laporan, pembaca dapat menilai kinerja, posisi, dan prospek perusahaan dengan lebih akurat. Laporan keuangan bukan hanya bagian formalitas, tetapi merupakan alat penting yang membantu memperkuat pengambilan keputusan dalam dunia bisnis dan akademik.

Persamaan Dasar Akuntansi: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya

Persamaan dasar akuntansi adalah konsep paling penting dalam akuntansi karena menjadi dasar dari seluruh proses pencatatan keuangan. Persamaan ini menjelaskan bahwa setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus menjaga keseimbangan antara aset, kewajiban, dan ekuitas. Semua laporan keuangan yang disusun akhirnya harus mengikuti persamaan dasar akuntansi agar informasi yang disajikan akurat dan dapat dipercaya.

Persamaan dasar akuntansi berbunyi:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kewajiban adalah hutang yang harus dibayar. Ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Persamaan ini menegaskan bahwa apa pun yang dimiliki perusahaan berasal dari dua sumber, yaitu hutang dan modal pemilik.

Fungsi utama persamaan dasar akuntansi adalah menjaga keseimbangan dalam pencatatan transaksi. Ketika perusahaan melakukan transaksi seperti membeli barang, menerima modal, atau membayar hutang, nilai di sisi aset, kewajiban, atau ekuitas harus berubah dengan cara yang tetap membuat persamaan seimbang. Jika tidak seimbang, berarti ada kesalahan dalam pencatatan.

Persamaan dasar akuntansi juga menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, dan arus kas semuanya berawal dari keseimbangan antara aset, kewajiban, dan ekuitas. Oleh karena itu, memahami persamaan dasar akuntansi merupakan langkah awal wajib dalam mempelajari akuntansi.

Untuk membantu pemahaman, berikut beberapa contoh sederhana transaksi berdasarkan persamaan dasar akuntansi.

Contoh pertama, pemilik menyetor modal sebesar Rp10.000.000.
Aset kas bertambah Rp10.000.000 dan ekuitas juga bertambah Rp10.000.000.
Persamaan tetap seimbang.

Contoh kedua, perusahaan membeli peralatan kantor sebesar Rp2.000.000 secara tunai. Aset kas berkurang Rp2.000.000, tetapi aset peralatan bertambah Rp2.000.000. Jumlah total aset tetap sama, sehingga persamaan tetap seimbang.

Contoh ketiga, perusahaan meminjam uang dari bank sebesar Rp5.000.000. Aset kas bertambah, dan kewajiban juga bertambah jumlah yang sama.

Contoh keempat, perusahaan membayar hutang sebesar Rp1.000.000. Aset kas berkurang dan kewajiban berkurang dalam jumlah yang sama.

Dari contoh tersebut terlihat bahwa setiap transaksi selalu memengaruhi minimal dua akun. Inilah yang membuat pencatatan akuntansi menjadi logis dan terstruktur. Persamaan dasar akuntansi menjamin bahwa proses pencatatan tetap konsisten dan benar.

Selain menjaga keseimbangan transaksi, persamaan dasar akuntansi membantu perusahaan dalam melakukan analisis keuangan. Dengan memahami bagaimana perubahan pada aset, kewajiban, dan ekuitas terjadi, pemilik bisnis dapat melihat dampak setiap aktivitas secara jelas. Misalnya, peningkatan aset karena penjualan dapat dianalisis apakah berasal dari penjualan tunai atau piutang, yang sangat penting untuk menilai likuiditas.

Persamaan dasar akuntansi juga mempermudah proses audit. Auditor dapat menelusuri transaksi yang menyebabkan perubahan dalam laporan keuangan. Jika ada saldo yang tidak seimbang, auditor dapat mengetahui adanya kesalahan pencatatan atau transaksi yang belum diringkas dengan benar. Karena itu, konsep keseimbangan ini menjadi fondasi sistem pengendalian internal perusahaan.

Dalam praktiknya, perusahaan menggunakan bentuk persamaan lanjutan untuk menganalisis laba, modal akhir, dan perubahan lainnya. Meskipun demikian, semua formula tersebut tetap berasal dari persamaan dasar yang sederhana ini. Itulah sebabnya persamaan dasar akuntansi selalu diajarkan sejak awal dalam pembelajaran akuntansi.

Bagi pelajar, mahasiswa, hingga pemilik usaha kecil, memahami persamaan dasar akuntansi memberikan banyak manfaat. Mereka dapat mengerjakan jurnal, buku besar, dan laporan keuangan dengan lebih mudah. Pemilik usaha kecil pun dapat mengelola keuangannya sendiri tanpa terlalu bergantung pada software akuntansi.

Kesimpulannya, persamaan dasar akuntansi adalah alat penting dalam memahami dan mencatat kegiatan keuangan. Persamaan ini menunjukkan hubungan antara aset, kewajiban, dan ekuitas serta memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan benar. Dengan memahami persamaan ini, penyusunan laporan keuangan menjadi lebih mudah, akurat, dan sesuai standar.

Apa Itu Akuntansi? Pengertian, Tujuan, dan Contohnya


Apa Itu Akuntansi? Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Akuntansi adalah proses mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi keuangan yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Melalui akuntansi, kita bisa mengetahui kondisi keuangan suatu organisasi, apakah sedang untung atau rugi, serta bagaimana mengelola sumber dayanya dengan lebih efektif.

Akuntansi tidak hanya digunakan perusahaan besar, tetapi juga organisasi kecil, usaha rumahan, bahkan kehidupan pribadi. Setiap kali seseorang mencatat pemasukan dan pengeluaran, sebenarnya ia sedang menerapkan prinsip akuntansi.

Pengertian akuntansi sering dijelaskan sebagai sistem informasi yang mengubah data transaksi menjadi laporan keuangan. Laporan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemilik bisnis, manajer, investor, kreditur, hingga pemerintah.



Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan. Informasi ini membantu dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengawasan, dan penilaian kinerja. Tanpa akuntansi, sebuah perusahaan akan sulit mengetahui kondisi keuangannya secara pasti.

Beberapa tujuan utama akuntansi antara lain:

  1. Menyediakan informasi keuangan yang dapat dipahami.

  2. Membantu proses pengambilan keputusan.

  3. Mengawasi dan mengontrol kegiatan keuangan.

  4. Menilai kinerja perusahaan.

  5. Menjadi dasar untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Fungsi akuntansi juga sangat penting, seperti:

  • Fungsi pencatatan: mencatat semua transaksi secara sistematis.

  • Fungsi pengklasifikasian: memisahkan transaksi sesuai jenisnya.

  • Fungsi pengikhtisaran: merangkum laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, dan arus kas.

  • Fungsi analisis: mengevaluasi data keuangan agar dapat dimanfaatkan secara efektif.

  • Fungsi pelaporan: menyajikan laporan keuangan kepada pihak yang membutuhkan.

Contoh penerapan akuntansi dalam kehidupan nyata sangat banyak. Misalnya, mencatat pengeluaran bulanan, mengatur kas organisasi, mencatat modal dan keuntungan pada bisnis online, hingga menyusun anggaran keluarga. Semua aktivitas tersebut termasuk bagian dari akuntansi.

Akuntansi sangat penting karena membantu perusahaan memahami kondisi keuangan secara akurat. Informasi keuangan yang jelas memungkinkan pemilik bisnis menentukan strategi yang tepat. Investor juga membutuhkan data akuntansi untuk menilai apakah perusahaan layak mendapatkan modal. Selain itu, akuntansi menciptakan transparansi dan akurasi dalam setiap transaksi.

Di era modern, akuntansi berkembang cepat mengikuti kemajuan teknologi. Banyak software akuntansi digunakan untuk mempermudah pencatatan dan laporan, sehingga pekerjaan lebih efisien. Dengan teknologi, laporan keuangan menjadi lebih cepat, real-time, dan akurat.

Kesimpulannya, akuntansi adalah proses yang mencakup pencatatan, pengolahan, dan pelaporan transaksi keuangan. Tujuannya adalah menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Akuntansi berperan penting untuk bisnis besar, usaha kecil, organisasi, maupun individu agar dapat mengelola keuangannya dengan baik.

Sejarah Akuntansi: Dari Masa Kuno hingga Modern

Akuntansi adalah salah satu bidang ilmu tertua di dunia. Meskipun sekarang identik dengan laporan keuangan dan teknologi, akuntansi sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Perkembangannya mengikuti kebutuhan manusia dalam mencatat transaksi dan mengelola kekayaan. Berikut sejarah akuntansi dari masa kuno hingga era modern.


1. Akuntansi di Masa Kuno (± 4.000–3.000 SM)
Bukti tertua praktik akuntansi ditemukan di Mesopotamia (Sumeria), Mesir Kuno, dan Babilonia.
Pada masa ini, orang mulai mencatat hasil panen, barang dagangan, pajak, dan distribusi makanan.
Catatan dibuat menggunakan papan tanah liat dan simbol-simbol sederhana untuk menghindari kesalahan dalam perdagangan.

2. Akuntansi dalam Perdagangan Abad Pertengahan
Perdagangan antarnegara di Eropa, Arab, dan Asia berkembang pesat. Pedagang membutuhkan cara lebih sistematis untuk mencatat keuntungan, kerugian, dan hutang.
Pada masa ini mulai muncul buku jurnal, buku besar, dan catatan transaksi harian.
Perkembangan besar terjadi di Italia yang menjadi pusat perdagangan dunia.

3. Lahirnya Sistem Pembukuan Berpasangan (Double Entry) – Tahun 1494
Ini adalah salah satu momen terpenting dalam sejarah akuntansi.
Luca Pacioli, seorang biarawan dan matematikawan Italia, dikenal sebagai “Bapak Akuntansi”.
Dalam bukunya Summa de Arithmetica (1494), ia menjelaskan sistem debit–kredit, pencatatan transaksi berpasangan, pentingnya neraca, laporan laba rugi, dan penutupan buku.
Sistem inilah yang digunakan hingga sekarang di seluruh dunia.

4. Era Revolusi Industri (1800-an)
Revolusi industri membawa perubahan besar: munculnya mesin, produksi massal, dan perusahaan besar dengan aset serta persediaan yang kompleks.
Perusahaan membutuhkan akuntansi biaya, perhitungan harga pokok produksi, anggaran, dan sistem kontrol internal.
Akuntansi berkembang dari sekadar pencatatan menjadi alat untuk mengontrol operasional.

5. Abad ke-20: Standarisasi Akuntansi Global
Dengan tumbuhnya perusahaan besar dan pasar modal, negara-negara mulai membuat standar akuntansi.
Muncullah GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), IFRS (International Financial Reporting Standards), profesi akuntan publik, dan praktik audit laporan keuangan.
Tujuannya untuk membuat laporan keuangan dapat dipercaya, transparan, dan dapat dibandingkan.

6. Abad ke-21: Akuntansi Modern dan Teknologi
Di era modern, teknologi digital membawa perubahan besar.
Akuntansi kini menggunakan software seperti SAP, Oracle, dan Accurate.
Fintech, otomatisasi, dan kecerdasan buatan digunakan dalam audit dan pencatatan.
Laporan keuangan bisa diakses secara real-time, dan blockchain mulai digunakan untuk pencatatan yang aman.
Peran akuntan bergeser dari pekerjaan manual menjadi analisis dan pengambilan keputusan berbasis data.

Kesimpulan

Sejarah akuntansi menunjukkan bahwa akuntansi selalu berkembang mengikuti kebutuhan manusia. Dari catatan tanah liat hingga sistem digital berbasis cloud, akuntansi tetap menjadi alat penting untuk mengelola keuangan secara akurat dan transparan. Dengan teknologi modern, ilmu akuntansi akan terus berkembang di masa depan. 

Prinsip Dasar Akuntansi yang Wajib Dipahami Mahasiswa

  Prinsip Dasar Akuntansi yang Wajib Dipahami Mahasiswa Memahami akuntansi tidak cukup hanya dengan menghafal definisi atau rumus. Ada prin...